Dian itulah namaku. Pemuda dengan kehidupan mewah, semua serba tercukupi dan mendapatkan segalanya dengan uang itulah sedikit persepsi orang mengenai diriku. Memang benar itu mungkin salah satu sifat buruku. Banyak orang yang melihat diriku dari segi fisik dan kekayaan. Setiap hendak melewati gerbang SMA Internasional tempat aku menimba ilmu setiap paginya disambut dengan teriakan-teriakan menggila dan sesekali membuat kepalaku pusing dengan teriakan para fansgirl yang memuji-mujiku “Kyaa...ada kak Dian!!!” dan “Kak Dian tampan sekali!!!” seperti itulah teriakan fansgirl kurang kerjaan itu padahal sudah jelas aku tidak memperdulikan mereka.